Hukum Orang Pendoasa Dan Orang Sombong Di Mata Allah

📖HUKUM  ORANG PENDOSA DAN ORANG SOMBONG📖

DISKRIPSI MASALAH
Dalam kitab Al-hikam dikisahkan, terdapat seorang laki-laki dari kaum Bani Israil yang dijuluki Khali', yakni orang yang gemar berbuat maksiat dan dosa besar. Suatu ketika ia bertemu dengan Abid (ahli ibadah) yang di atas kepalanya selalu terdapat payung mika menaunginya. 

Kemudian si Khali' bergumam, "aku adalah pendosa yang selalu berbuat maksiat, aku akan duduk bersanding dengannya, siapa tau dengan demikian aku mendapat rahmat Allah". 

Lalu si Khali' duduk menyandingi Abid. Tak disangka, si Abid tidak nyaman berdekatan dengan Khali' dan meninggalkannya dengan sikap penuh keangkuhan.

Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi dari Bani Israil dengan firmannya

 "perintahkan kepada Abid' dan Khali' untuk sama-sama memperbanyak amal, Aku benar-benar telah mengampuni dosa Khali' dan menghapus semua amal ibadah Abid.

Tanpa disadari, kita sering pongah dengan keberhasilan sebuah ibadah. Acap kali kita sering jumawa dengan penilaian baik orang di dunia. 

Padahal pada sejatinya ketaatan ibadah itu motivasi ilahiah bukan motivasi insaniyah.  Kenapa harus berbangga dengan ibadah lantaran dianggap taat. Bukankah penilaian manusia saat ini tidak akan memberikan pengaruh apa-apa kelak di akhirat

Maka Yang sudah taat tidak boleh sombong karena ketaatan belum bermakna tanpa penerimaanNya. Ketaatan adalah kewajiban hamba, sedangkan diterima atau tidaknya amal kita adalah hak prerogratif Allah. Pada saat yang sama, yang bergumul dengan dosa, jangan pernah putus asa, karena setiap tetes air mata penyesalan adalah cara Allah memanggil kita kembali ke jalanNya. Boleh jadi perbuatan dosa yang kita lakukan adalah jalan bagi kita menemukan kembali kasih sayang dan ampunanNya

 PERTANYAN :
Dr rianramadhan804

Assalamualaikum ust/ustzh..
Allah lebih syg terhadap pendosa apa terhadap org yg sombong?
Mohon jawabn nya 🙏🏽

 JAWABAN :

Syaikh Ibnu 'Atha'illah As-Sakandari Mengemukan dalam karyanya kitab Al-Hikam terkait pelaku maksiat yang meyesali perbuatan nya, namu ia butuh pada ampunan Allah. 

معصية أورثت زلا وافتقارا خير من طاعة أورثت عزا واستكبارا

Artinya:  “Sebuah maksiat yang berbuah kerendahan diri dan kefakiran (di hadapan Allah) lebih baik daripada amal ibadah yang melahirkan bibit kebanggan dan keangkuhan.”

 Syaikh Ibnu 'Atha'illah As-Sakandari
memberi kesimpulan dalam kontek di atas. 

فثمرة الطاعة هي الذل والأنكسار وثمرة المعصية هي القسوة والأستكبار فإذا أنقلبت الثمرات أنقلبت الحقائق صارت الطاعة معصية والمعصية طاعة


Artinya: Buah dari keta’atan adalah rasa hina dan hati yang hancur, dan buah dari kema’shiyatan adalah hati yang keras dan kesombongan. Oleh karena itu apabila buah tersebut terbalik, maka perkara yang hakiki pun akan terbalik hingga akhirnya keta’atan menjadi kema’shiyatan dan kema’shiyatan menjadi keta’atan.

 Al HIKAM

 وَعَنْ سُفْيَان الثَّوْرِيْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: كُلُّ مَعْصِيَةٍ عَنْ شَهْوَةٍ فَإِنَّهُ يُرْجَى غُفْرَانُهَا، وَكُلُّ مَعْصِيَةٍ عَنْ كِبْرٍ فَاِنَّهُ لَا يُرْجَى غُفْرَانُهَا، لِاَنَّ مَعْصِيَةَ اِبْلِيْسَ كَانَ اَصْلُهَا مِنَ الْكِبْرِ، وَزِلَّةَ آدَمَ كَانَ اَصْلُهَا مِنَ الشَّهْوَةِ. 
 
Artinya: “Dari Sufyan ats-Tsauri radliyallahu anh, ‘Setiap maksiat yang dilakukan dari unsur syahwat atau keinginan, pengampunan dari Allah layak diharapkan. Setiap maksiat yang timbul dari kesombongan, tidak bisa diharapkan ampunannya dari Allah. Karena maksiat iblis, bertumpu atas dasar kesombongan, dan kesalahan Adam pondasinya adalah mengikuti keinginan saja.”

 Syihabuddin Ibnu Hajar al-Asqalani, Nashâihul ‘Ibâd [Lebanon, DKI], halaman 11)

Wallahu A'lamu bisshowab
__________________________

Penanggung jawab: @ummi/ امي دندازهيرة

Perumus dan mujawwib:   @Ust khosiyanto spdi @ust Aby Abd Hady @Ustadz M . Hasyiem Ritonga spd  @Ustad عاشق العلماء,  @ustd Ishadi 
@Ustadzah Al Maidatul Mutiara Annisa
dan Tim Admin yg lainnya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Menolak Perjodohan Dari Orang Tua

Hukum Baju Yang Transparan Bagi Perempuan

HUKUM SHOLAT LIHURMATIL WAKTI/لفاقد الطهورين