Hukum Mengqodhok Sholat Secara Berjemaah

TANYA JAWAB FIQIH & AQIDAH

Sail @Ukhyna Rina

Deskripsi masalah

Bagi umat muslim wajib melaksanakan shalat yang lima waktu .

Namun terkadang ada orang yang sakit parah hingga ia tak bisa melaksanakan shalat yang lima waktu tersebut.

Dalam hal ini maka ia harus menqodho' shalatnya jika ia sudah sembuh dari sakitnya

Pertanyaan :

Bolehkah Shalat Qodho' Berjamaah ?

Ustadzah
   mohon pencerahan nya dan mohon kalau ada ibaroh sertakan
Terimakasih

Jawaban :

dalam kitab Musnad Al-Imam Al-Syafi’i berikut;

والرابع: أن الفوائت تؤدي بجماعة مثل الحواضر سواء بسواء وأن ذلك مستحب وهو مذهب الشافعية

Masalah keempat adalah bahwa shalat yang tertinggal (qadha’) boleh dilaksanakan secara berjemaah persis seperti shalat tepat waktu (ada’) tanpa ada perbedaan. Bahkan hal itu dianjurkan menurut ulama Syafiiyah.


قال ابن قدامة في المغني: ويستحب قضاء الفوائت في جماعة فإن النبي صلى الله عليه وسلم يوم الخندق فاته أربع صلوات فقضاهن في جماعة وحديث أبي قتادة وغيره، حين قام رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم الخندق عن صلاة الفجر هو وأصحابه فصلى بهم جماعة. انتهى. وسواء اتحدت الفائتة بالنسبة للإمام والمأمومين مثل أن تفوتهم جميعا صلاة الظهر أو اختلفت مثل أن يكون الإمام يقضي الظهر والمأموم يقضي العصر فهذا كله جائز عند الشافعية والحنابلة خلافا للمالكية حيث يشترط عندهم اتحاد صلاة الإمام والمأموم في نفس الصلاة وفي الأداء والقضاء والفرض والنفل.

Ulama berbeda pendapat mengenai hukum shalat qodho' dilaksanakan secara berjamaah. Jumhur Ulama memperbolehkan shalat qodho' dilakukan secara berjamaah, bahkan menurut Ulama Madzhab Al-Malikiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah menghukumi sunnah shalat qodho' dilaksanakan secara berjamaah, namun menurut Madzhab Asy-Syafi'i kesunnahan tersebut diqoyyidi jika shalat qodho'nya imam dan makmum sama, jika tidak sama hukumnya khilaful aula.

Salah satu dalil yang dipakai Jumhur Ulama adalah hadits Nabi Saw yang menerangkan bahwa saat Perang Khandaq terjadi Nabi melakukan shalat qodho' berjamaah.
______________________________

Karena melaksanakan shalat wajib qadha’ secara berjemaah hukumnya adalah sunnah, maka orang yang melaksanakan shalat wajib qadha’ boleh berjemaah pada orang yang sama-sama melaksanakan shalat wajib qadha’, juga boleh berjemaah pada orang yang melaksanakan shalat wajib ada’ atau tepat waktu.

Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam kitab Hasyiatul Bajuri berikut;

ولا يضر اختلاف نية الإمام والمأموم فيصح اقتداء المفترض بالمتنفل والمؤدي بالقاضي وفي طويلة بقصيرة كظهر بصبح وبالعكوس

Perbedaan niat antara imam dan makmum tidak masalah. Karena itu, orang yang shalat wajib hukumnya sah bermakmum pada orang yang shalat sunnah, orang yang shalat tepat waktu hukumnya sah bermakmum pada orang yang melaksanakan shalat qadha’, orang yang shalat panjang hukumnya sah bermakmum pada orang yang melaksanakan shalat pendek seperti Dzuhur dengan Shubu atau sebaliknya.

Begitu juga disebutkan dalam kitab Hasyiatus Syarqawi berikut;

ومع ذلك تحصل فضيلتها كفرض خلف نفل وعكسه ومؤداة خلف مقضية وعكسه

Bersamaan dengan itu, keutamaan shalat berjamaah tetap didapat seperti orang shalat fardhu yang bermakmum kepada orang yang shalat sunnah atau sebaliknya, orang shalat ada’ atau tepat waktu yang bermakmum kepada orang yang shalat qadha’ atau sebaliknya.

Wallahu A'lamu bisshowab
__________________________

Penanggung jawab: @ummi/ امي دندازهيرة

Perumus dan mujawwib:   
@Ust khosiyanto spdi.
@ust Aby Abd Hady. 
@Ustadz M . Hasyiem Ritonga spd.
@Ustad عاشق العلماء,  
@ustd Ishadi.
@Ustadzah Al Maidatul Mutiara Annisa.
Dan Tim Admin yg lainnya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Menolak Perjodohan Dari Orang Tua

Hukum Baju Yang Transparan Bagi Perempuan

HUKUM SHOLAT LIHURMATIL WAKTI/لفاقد الطهورين