Hukum Minta di Ruqyah/serta difinisi Ruqyah

Assalamualaikum wr wb.
Diskripsi maslah :
Sering kita lihat di trans tv waktu pagi ada acara ruqiyah banyak daerah daerah oleh team trans tv yang telah dikunjungi dan berbeda-beda pula reaksi pasiennya pada saat diruqiyah.

Pertanyaan :

 1. Assalamu a'laikum
Sya mau bertnya apakah itu Ruqyah?

2. Dan juga boleh kah seseorang minta untuk di ruqyah ? 

Tolong penjelasan nya , termakasih

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Jawaban :

 Wa 'Alaikumus Salam

1. Apa itu Ruqyah?

Secara bahasa : ar-Ruqyah (الرُّقْيَةُ) bentuk jamaknya Ar-Ruqaa (الرُّقَي) artinya Jampi, Mantera, Suwuk, Rapal. 
Imam Ibn al-Mandzur mengatakan:

قال ابن منظور: والرقية: العوذة، معروفة، والجمع رقى. وتقول: استرقيته فرقاني رقية، فهو راق ... يقال: رقى الراقي رقية ورقيا إذا عوذ ونفث في عوذته“

Ruqyah: do’a perlindungan, jamaknya ruqaa. Kita katakan: Aku meminta ruqyahnya dan ia meruqyahku ia disebut raqi... Dikatakan : peruqyah meruqyah dengan suatu jampi artinya adalah ia meminta perlindungan dan menghembuskan nafas dalam do’anya.”

Secara Istilah adalah :

هي دعاء و تعويذ بقراءة شيءٍ من القرآن الكريم وأسماء الله وصفاته مع الأدعية الشرعية باللسانالعربي أو ما يعرف معناه مع النفث ؛ لرفع العلة والمرض او لجميع الحاجات المختلفة

“ Ruqyah yakni do’a dan perlindungan (penjagaan) denganmembaca ayat-ayat al-Qur’an al-Karim, Nama-Nama Allah dan Sifat-Sifat-Nya, disamping do’a-do’a syar’i yang menggunakan bahasa arab atau selain bahasa arab yang diketahui maknanya, disertai hembusan nafas; untukmenghilangkan penderitaan, penyakit atau untuk semua macam hajat.”

Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan :

الرقية كلام يستشفى به من كل عارض

“Ruqyah adalah ucapan yang dibacakan untuk kesembuhan segala macam gangguan atau penyakit “

Ath-Thibi mengatakan :

ما يرقى به من الدعاء لطلب الشفاء
“ Doa apapun yang dibacakan untuk kesembuhan “

Al-Hafidz Ibnu Atsir mengatakan :

الرُّقْيَة : العُوذة التي يُرْقى بها صاحب الآفة كالحُمَّى والصَّرع وغير ذلك من الآفات

“ Ruqyah adalah perlindungan yang dibacakan kepada orang yang tertimpa penyakit seperti demam, kesurupan dan penyakit lainnya “.

Dari definisi secara bahasa dan istilah, maka apa yang dilakukan para sesepuh kita dahulu dan para kyai semisal membacakan doa dengan media air lalu diminumkan ke pasien atau menyemburkan hembusan nafas setelah berdoa atau memegang kepala dengan didoakan, adalah sudah termasuk ruqyah yang diperbolehkan. Dengan demikian metode ruqyah itu bermacam-macam, tidak hanya terpaku pada satu sifat saja. Bagaimanapun metodenya, asalkan bacaannya sesuai yang dianjurkan oleh syare’at dan tekhniknya juga tidak melanggar syare’at, maka sudah dianggap ruqyah syar’iyyah.

Metode dan Teknik Ruqyah Terkait metode dan tekhnik meruqyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menetapkan atau mewajibkan secara khusus metode atau tekhnik dalam meruqyah, oleh sebab itu dalam beberapa hadits, beliau sering kali terlihat meruqyah dengan berbagai macam cara, ada yang dengan usapan, tiupan, ludahan, sentuhan dan didoakan sebagaimana banyak disebutkan dalam hadits-hadits sahih. Dalam hadits sahih, Nabi pernah menanyakan ‘Auf bin Abdurrahman cara ia dan kawan-kawannya meruqyah, saat mereka menanyakan perihal tekhnik mereka dalam meruqyah di masa jahiliyyah. Setelah menampilkannya,maka Nabi bersbada :

لاَ بَأْسَ بِالرُّقْيَةِ مَالَمْ تَكُنْ شِرْكـا

“...Tidak mengapa ruqyah itu selama tidak mengandung kesyirikan.” (HR. Muslim).

Dalam mafhum hadits ini menunjukkan bahwa Nabi membolehkan metode ruqyah yang digunakan sahabat-sahabatNabi di masa jahiliyyah tersebut asalkan tidak ada unsur kesyirikannya sama sekali. Ini memberikan arti bahwa apapun metode dan tekhnik yang kita lakukan ketika meruqyah dengan kreatifitas apapun adalah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur kesyirikan dan tidak dengan sesuatu yang diharamkan. Dalam salah satu hadits yang lain riwayat Jabir, bahwasanya ia berkata

:نَهَى رَسُول اللَّه صلى الله عليه وسلم عَنْ الرُّقَى ، فَجَاءَ آل عَمْرو بْن حَزْم فَقَالُوا : يَا رَسُول اللَّه إِنَّهُ كَانَتْ عِنْدنَا رُقْيَة نَرْقِي بِهَا مِنْ الْعَقْرَب .قَالَ : فَعَرَضُوا عَلَيْهِ فَقَالَ: مَا أَرَى بَأْسًا ، مَنْ اِسْتَطَاعَ أَنْ يَنْفَع أَخَاهُ ، فَلْيَنْفَعْهُ“

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jampi-jampi (ruqyah yang diharamkan), lalu datanglah keluarga ‘Amr bin Hazm dan berkata, “ Wahai Rasul, dahulu kami memiliki tekhnik dalam meruqyah untuk meruqyah dari sengatan kalajengking “, Maka mereka menampilkan metode ruqyah tersebut dan Nabi bersabda, “ Itu tidaklah mengapa, barangsiapa yang mampu untuk memberikan manfaat kepada saudaranya, maka lakukanlah “.

Imam al-Qurthubi mengomentari hadits tersebut :

فيه دليل على جواز الرقى والتطبب بما لا ضرر فيه، ولا منع شرعيا مطلقا ، وإن كان بغير أسماء الله تعالى وكلامه لكن إذا كان مفهوما
“Dalam hadits tersebut menunjukkan kebolehan meruqyah dan mengobati dengan sesuatu yang tidak berbahaya dan tidak dilarang oleh syare’at secara muthlaq, meskipun dengan ucapan selain asma-asma Allah Ta’ala dan firman-Nya, akan tetapi bisa dipahami maknanya “.

Dalam hadits itu juga menunjukkan atas bolehnya memberikan manfaat kepada sesama muslim dengan sesuatu apapun dan cara apapun, selama tidak bertentangan dengan pokok-pokok Agama Islam. Dengan demikian, metode dan tekhnik dalam meruqyah tidak terpaku pada satu sifat saja, akan tetapi boleh dengan tekhnik bagaimanapun asalkan memenuhi kaedah-kaedahnya yang telah disebutkan.

(Dinukil dari buku FIQIH RUQYAH ASWAJA  penerbit, Kh Ibnu Abdillah Al-Katibiy)
______________________________

2. Hukumnya boleh Karena diantara tujuan ruqyah adalah menyembuhkan penyakit seperti yang dilakukan shahabat Anas radhiyallahu 'anhu yang mana beliau meruqyah Tsabit dengan ruqyah yang pernah digunakan Rasulullah ﷺ

📚[al-Adzkar an-Nawawi. Hal. 113]

وروينا في "صحيح البخاري" عن أنس رضي الله عنه، أنه قال لثابت رحمه الله: ألا أرقيك برُقْيَة رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ قال: بلى، قال: " اللَّهُمَّرَبَّ النَّاسِ، مُذْهِبَ البأسِ، اشْفِ أنْتَ الشَّافِي، لا شافِيَ إِلاَّ أَنْتَ، شِفاءً لا يُغادِرُ سَقَماً ".       
قلت: معنى لا يغادر: لا يترك، والبأس: الشدّة والمرض

Diantara tujuan ruqyah lagi adalah untuk membentengi seseorang dari bahaya sebagaimana yg dilakukan Rasulullah ﷺ terhadap kedua cucunya yaitu sayyidina Hasan dan sayyidina Husain

📚[Al Adzkar An Nawawi. Hal. 273

وروينا في "صحيح البخاري" حديث ابن عباس أن النبي (صلى الله عليه وسلم) كان يُعوِّذ الحسن والحسين: " أُعِيذُكُما بِكَلِماتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطانٍ وَهامَّةِ وَمِنْ كُلّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ، ويقول: إنَّ أباكُما كانَ يعوّذ بهما إسماعيلَ وإسحاقَ
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Memang ada sebagian ulama berpendapat bahwa orang yang meminta di ruqyah itu tidak dapat kesempatan masuk surga tanpa hisab...bahkan makruh minta di ruqyah karena ada anjuran untuk bertawakal pada allah

📚[Al-mausu'atul fiqihiyyah

وَذَهَبَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ إِلَى أَنَّهُ تُكْرَهُ الرُّقَى حَتَّى وَإِنْ كَانَتْ بِكِتَابِ اللَّهِ أَوْ أَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ لأَِنَّهَا قَادِحَةٌ فِي التَّوَكُّل عَلَى اللَّهِ، وَاسْتَدَلُّوا بِحَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَمَا ذَكَرَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ: هُمُ الَّذِينَ لاَ يَتَطَيَّرُونَ وَلاَ يَكْتَوُونَ وَلاَ يَسْتَرْقُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
_____________________
Diantara dalil yang membolehkan bahkan sunah suwuk atau ruqyah adalah :

جَاءَ آلُ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ إِلَى رَسُوْلِ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللّهِ , إِنَّهُ كَانَتْ عِنْدَنَا رُقْيَةٌ نَرْقِيْ بِهَا مِنَ الْعَقْرَبِ . قَالَ فَعَرَضُوْا عَلَيْهِ, فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا أَرَى بَأْسًا مَنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَنْفَعْهُ ( رواه مسلم عن جابر)


 
Artinya : “Pernah keluarga ‘Amr bin Hazm datang kepada Rasulullah SAW, mereka berkata, “Ya Rasulallah ditempat kami ada seorang yang pandai mengobati orang lain dengan cara suwuk / meruqyah, bila ada orang yang tersengat kalajengking, lalu kami membawanya kepada orang tersebut untuk diobati dengan cara di suwuk”. Kemudian beliau bersabda,”Tidak apa-apa, barangsiapa yang bisa memberi manfa’at kepada saudaranya maka lakukanlah dan berikan manfa’at kepadanya.” (HR Muslim dari Sahabat Jabir RA ).
Pada suatu saat Nabi SAW melihat seorang wanita malang yang wajahnya terdapat warna hitam hangus, lalu beliau bersabda:

إِسْتَرْقُوْا لَهَا فَـإِنَّ بِهَا النَّظْرَةَ ( رواه البخاري ومسلم عن أم سلمة )

Artinya: “Mintakan suwuk / ruqyah untuk wanita itu karena sesungguhnya ia terkena ‘ain (mata).”
Bila ada orang yang mengadu sakit atau luka, maka Nabi SAW meletakkan tangan beliau ditempat yang sakit pada diri orang itu sambil membaca :

بِسْمِ اللّهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا يُشْفَى بِهِ سَقِيْمُنَا بِـإِذْنِ رَبِّنَا ( متفق عليه ).

Artinya : “Dengan Nama Allah, atas tanah bumi kami, dengan ludah orang yang suci diantara kami, yang dapat menyembuhkan orang-orang yang sakit diantara kami, dengan izin Tuhan kami” (HR Muttafaq ‘Alaihi / Bukhori-Muslim)


Wallahu A'lamu bisshowab..
Penanggung jawab: @ummi/ امي دندازهيرة

Perumus dan mujawwib:   @Ust khosiyanto spdi @ust Aby Abd Hady @Ustadz M . Hasyiem Ritonga spd  @Ustad عاشق العلماء,  @ustd Ishadi 
@Ustadzah Al Maidatul Mutiara Annisa
dan Tim Admin yg lainnya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Menolak Perjodohan Dari Orang Tua

Hukum Baju Yang Transparan Bagi Perempuan

HUKUM SHOLAT LIHURMATIL WAKTI/لفاقد الطهورين