Hukum Najis Anjing Ketika Tidak Ada Air
Pertanyaan:
Bagaimana caranya mensucikan najis mughoalladhoh (najisnya anjing) tanpa menggunakan air(lantaran berada di tmpat yg tidak ada air) ?
Jk harus bertayammum maka bagaimana caranya menggunakan cara tersebut..??
Minta sedikit ilmunya ustad..
Terima kasih..
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Jawaban :
Sepertinya dalam menghilangkan najis tidak boleh melakukan tayammum ummi, klo najisnya tidak bisa dihilangkan karna ga dapat air berarti tayammum untuk shalat saja, nanti kapan² dapat air baru disucikan najisnya dan mengulang lagi shalatnya
📚[ *bughyatul musytarsidin. Hal. 29]:
إزالة النجاسة عن البدن شرط لصحة التيمم الي ان قال إن تعذر إزالتها لنحو مرض وفقد ماء تيمم وصلي لحرمة الوقت وقضي كما قله ابن حجر
Syarat tayamum yang ke 7 yaitu menghilangkan najis sebelum tayamum dilaksanakan, menurut pendapat yang mu'tamad, jika melakukan tayamum sebelum menghilangkan najis maka tidak boleh bertayamum sebelum menghilangkan najisnya, baik najis tersebut berada pada tempat kotoran atau selainnya, karena tayamum adalah sebuah ibadah yang memperbolehkan untuk melakukan shalat dan shalat tidak akan bisa tercapai jika disertai mani', syarat ini hanya berlaku bagi orang yang mempunyai air yang cukup untuk menghilangkan najis, qaul ashah menurut syarih, shalat dengan tayamum seblum menghilangkan najis terlebih dahulu maka tetap wajib i'adah, sedangkan qaul ashah menurut imam jamal ar ramli dan selainnya, shalatnya seperti halnya shalat orang yang tidak menemukan air dan debu (faqidut thahurain) tanpa bertayamum (wajib i'adah)
_____________________________
بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي صحـ : 48
(مَسْأَلَةُ ب ش) إِزَالَةُ النَّجَاسَةِ عَنِ الْبَدَنِ شَرْطٌ لِصِحَّةِ التَّيَمُّمِ كَاْلاجْتِهَادِ فِي الْقِبْلَةِ أَوْ تَقْلِيْدِ اْلأَعْمَى فِيْهَا *نَعَمْ إِنْ تَعَذَّرَ إِزَالَتُهَا لِنَحْوِ مَرَضٍ وَفَقْدِ مَاءٍ تَيَمَّمَ وَصَلَّى لِحُرْمَةِ الْوَقْتِ وَقضَى كَمَا قَالَهُ ابْنُ حَجَر زَادَ ع ش فلََوْ وَجَدَهُ مَاءً قَلِيْلاً تَعَيَّنَ لِلنَّجَاسَةِ وَإِنْ لَزِمَهُ قَضَاءُ الصّلاَةِ بِالتَّيَمَّمِ عَلَى الْمُعْتَمَدِ اهـ قُلْتُ وَقَالَ م ر لاَ يَصِحُ التَّيَمُّمُ قَبْلَ إِزَالَةِ النَّجَاسَةِ أيِ الْغَيْرِ ا
Al-fatawa Al-Fiqhiyyatul kubro juz 1 hal 69
(وَسُئِلَ) وَمَنْ عَلَيْهِ نَجَسٌ وَلَمْ يَجِدْ مَاءً هَلْ يَتَيَمَّمُ وَيُصَلِّيْ وَإِذَا مَاتَ وَعَلَيْهِ نَجَسٌ وَلَمْ يُوجَدْ مَاءٌ هَلْ يَتَيَمَّمُ (فَأَجَابَ) وَمَنْ عَلَيْهِ نَجَسٌ وَلَمْ يَجِدْ مَاءً يَلْزَمُهُ التَّيَمُّمُ وَالصَّلاَةُ لِحُرْمَةِ الْوَقْتِ ثُمَّ الْقَضَاءُ وَكَذَا يَجِبُ أَنْ يُيَمَّمَ الْمَيِّتُ الَّذِي عَلَيْهِ نَجَاسَةٌ وَلَمْ يُوجَدْ مَاءٌ اهـ
________________________________
dalam masalah Hadits
إذا ولغ الكلب إناء أحدكم.
Karena ta'abbudi.
Sebagaimana perintah nabi
ﺇﺫﺍ ﻭﻟﻎ ﺍﻟﻜﻠﺐ
ﻓﻲ ﺇﻧﺎﺀ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻓﻠﻴﺮﻗﻪ ﺛﻢ ﻟﻴﻐﺴﻠﻪ ﺳﺒﻊ ﻣﺮﺍﺕ.
Pertanyaan:
Imam Malik yang menilai bahwa anjing sebagai hewan yang tidak najis, namun bekas jilatannya harus dibasuh karena ta’abbudi. Bagaimana cara membasuhnya menurut Imam Malik? Apakah kewajiban itu menurut beliau mengakibatkan dosa saja bila tidak dilakukan atau lebih jauh dari itu, yakni mengakibatkan juga batalnya shalat bila bekas jilatan itu menganai bagian anggota tubuh?
Jawaban:
Sebelum menjawab pertanyaan anda, perlu dikemukakan bahwa para ulama berbeda paham tentang bekas jilatan anjing.
Abu Hanifah berpendapat bahwa anjing tidak najis kecuali mulutnya, atau liur dan kotorannya. Atas dasar itu, Nabi saw. memerintahkan untuk mencuci bejana akibat airnya diminum oleh anjing, dan mencucinya sebanyak tujuh kali, sekali (yang pertama) dengan tanah.
Imam Syafi’i dan Hanbali berpendapat bahwa anjing sama dengan babi, ia najis, termasuk bekas minuman, dan juga keringatnya. Bekas jilatannya harus dicuci sebanyak tujuh kali, dan salah satunya dengan tanah.
Sementara itu, Imam Malik berpendapat bahwa anjing apapun -baik yang dijadikan penjaga maupun liar-adalah thahir atau suci. Hanya apabila ia memasukkan lidahnya dan menggerakkannya untuk minum, dalam satu bejana, maka bejana itu harus dicuci sebanyak tujuh kali, seperti tersebut di atas. Ini -menurut pandangan Imam Malik- tidak diketahui apa sebabnya.
Oleh karena itu, pelaksanaan perintah tersebut dilakukan atas dasar ta’abbudi atau ibadah mengikuti tuntunan Nabi saw. tanpa menetapkan apa sebabnya. Oleh karena itu pula, jika anjing memasukkan kakinya di bejana yang penuh air, atau bahkan lidahnya tanpa menggerakkannya, tidak ada kewajiban -dalam pandangan Imam Malik- untuk mencucinya.
Menghilqngkan najis dari badan adl syarat sahnya tayammum, tapi kalo ga bisa(udzur) untuk menghilangkan najis itu(spt sakit/ ga ada air) maka langsung beryamum saja lalu sholat lihurmatil waqti, serta wajib mengqhodo sholat nya.
الموسوعة الفقهية
التتريب في تطهير نجاسة الكلب:
8 - ذهب الشافعية والحنابلة إلى وجوب استعمال التراب مع الماء في التطهير من نجاسة الكلب والخنزير وما تولد منهما، واستدلوا لذلك بما رواه أبو هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: طهور إناء أحدكم إذا ولغ فيه الكلب أن يغسله سبع مرات أولاهن بالتراب. أخرجه مسلم وأحمد. وقد قاسوا الخنزير على الكلب.
وذهب الحنفية والمالكية، إلى أنه لا يجب استعمال التراب في ذلك. وتفصيل ذلك في مصطلح (كلب).
وقال
الشافعية والحنابلة (١): إن كانت على بدنه نجاسة وعجز عن غسلها لعدم الماء أو خوف الضرر باستعماله، تيمم لها وصلى، وعليه القضاء عند الشافعية، ولا قضاء عليه عند الحنابلة. ولا إعادة للصلاة بالاتفاق على مسافر تيمم خوف العطش.
من شروط التيمم عند الشافعية
٦ً - أن يمسح وجهه ويديه بضربتين، وإن أمكن بضربة بخرقة ونحوها.
٧ً - أن يزيل النجاسة أولاً، فلو تيمم قبل إزالتها، لم يجز على المعتمد، لأن التيمم للإباحة، ولا إباحة مع المانع، فأشبه التيمم قبل الوقت
Wallahu A'lamu bisshowab..
____________________________
Komentar
Posting Komentar