Hukum Membaca صدق الله العظيم Di luar Sholat maupun di Dalam Sholat

Assalamualaikum wr wb
Diskripsi maslah:
Setiap orang memiliki tata cara ketika setelah membaca Al Qur’an. Salah satu yang seringkali dijumpai oleh banyak masyarakat dan sampai saat ini sering dilakukan adalah ucapan setelahnya. Seperti ucapan "Shadaqallahul adzim" yang diucapkan setelah selesai membaca Al qur’an.  Sementara kolompok yg lain mengatakan Bid'ah

Pertanyaan:
Apa hukum membaca Shadaqallahul Adzim setelah membaca Al qur’an?

Bolehkah d baca di luar sholat maupun di dlam sholat.?

Jawaban:

Memang kita ini hidup di tengah masyarakat muslim yang sangat heterogen. Baik dari sisi aqidah maupun dari sudut pandang syariat. Ada begitu banyak paham yang berkembang, mulai dari yang paling tasamuh (memudahkan) hingga yang paling mutasyaddid (ketat). Dan ada juga yang punya kecenderungan wasathiyah (pertengahan).

Semua itu memang tidak bisa kita hindari, apalagi diperangi. Karena masing-masing kecenderungan itu lahir dari berbagai latar belakang yang berbeda. Bahkan filosofi metode istimbath hukum juga ikut berpengaruh, selain juga mazhab dan pola ushul fiqih.

Sebagian kalangan ada yang memandang bahwa bila setelah membaca Al-Quran Al-Kariem kita mengucapkan lafadz Shadaqallahul "Adzhiem, hukumnya bid'ah.

Sebab dalam pandangan mereka, hal seperti itu belum pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Buat mereka, karena tidak ada contoh dari beliau, maka hukumnya menjadi terlarang alias bid'ah.

Di sisi lain, ada kalangan lain yang tidak memandang bahwa hal itu bid'ah. Karena dalam pandangan mereka, meski tidak ada riwayat yang secara khusus menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengucapkan lafadz itu selepas baca Quran, namun tetap ada dalil yang bersifat umum tentang anjuran mengucapkan lafadz itu.

Misalnya, ayat Quran berikut ini:

قُلْ صَدَقَ اللَّهُ فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah:’Benarlah (apa yang difirmankan) Allah.’ Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.” (Qs Ali Imran:95)

Karenanya para Ulama Qurroo’ (ahli quran) menganjurkan membaca shodaqa Allaah al-‘Azhiim saat rampung membaca AlQuran dan termasuk sebagian cara beretika baik terhadap Al-Quran.

Berdasarkan beberapa keterangan kitab berikut :

ويستحب للقارىء إذا انتهت قراءته أن يصدق ربه ويشهد بالبلاغ لرسوله صلى الله عليه وسلم ويشهد على ذلك أنه حق فيقول: صدق الله العظيم، وبلغ رسوله الكريم، ونحن على ذلك من الشاهدين.

“Disunahkan bagi seseorang saat rampung membaca AlQuran untuk bertashdiq pada Tuhannya (membaca shodaqa Allaah al-‘Azhiim) dan bersaksi akan sampainya da’wah Nabi Muhammad shallaahu alai wa sallam (membaca wa balagho rosuuluhul kariim) serta bersaksi bahwa semuanya adalah perkara hak, maka ucapkan : shodaqa Allaah al-‘Azhiim wa balagho rosuuluhul kariimwa nahnu ‘alaa dzaalika minas syaahidiin
📙Fath al-Kariim al-MannaanI/4

ومن حرمته أن يؤدي لكل حرف حقه من الأداء حتى يبرز الكلام باللفظ تماما فإن له بكل حرف عشر حسنات ومن حرمته ...إذا انتهت قراءته أن يصدق ربه ويشهد بالبلاغ لرسوله صلى الله عليه وسلم ويشهد على ذلك أنه حق فيقول : صدقت ربنا وبلغت رسلك ونحن على ذلك من الشاهدين اللهم اجعلنا من شهداء الحق القائمين بالقسط ثم يدعو بدعوات
_________________________
الكتاب : الجامع لأحكام القرآن📙
المؤلف : أبو عبد الله محمد بن أحمد بن أبي بكر بن فرح الأنصاري الخزرجي شمس الدين القرطبي (المتوفى : 671 هـ

“Sebagian cara memulyakanalQuran adalah :
~ Membaca huruf sesuai haknya hingga dapat diuacapkan dengan sempurna karena setiap huruf mengandung sepuluh kebaikan.
~ Saat rampung/selesai membacanya hendaknya bertashdiq pada Allah, bersaksi sampainya da’wah dan menyatakankesemuanya (yang telah di baca) adalah benar adanya maka ucapkan.

📙Tafsir Ibnu Katsir VI/508
وفى اسئلة عبد الله بن سلام اخبرنى يا محمد ما ابتدآء القرءآن وما ختمه قال ابتدآؤه بسم الله الرحمن الرحيم وختمه صدق الله العظيم قال صدقت وفى خريدة العجائب يعنى ينبغى ان يقول القارئ ذلك عند الختم والا فختم القرءآن سورة الناس وفى الابتدآء بالباء والاختتام بالسين اشارة الى لفظ بس .

Ada sbgaian ulamak bahwa Bacaan ini dinilai bid'ah oleh Syekh Bin Baz dan Syekh Utsaimin. Namun Syaikh Athiyah Shaqr, Mufti al-Azhar mengeluarkan Fatwa terkait bolehnya amaliah membaca Shadaqallahul Adzim saat selesai membaca al-Quran 

📙Fatawa al-Azhar, 8/86):

وذكر القرطبى في مقدمة تفسيره أن الحكيم الترمذى تحدث عن آداب تلاوة القراَن الكريم وجعل منها أن يقول عند الانتهاء من القراءة : صدق الله العظيم أو أية عبارة تؤدى هذا المعنى . ونص عبارته “ج 1 ص 27 ” : ومن حرمته إذا انتهت قراءته أن يصدق ربه ، ويشهد بالبلاغ لرسوله صلى الله عليه وسلم

الثامن أن يقول في مبتدأ قراءته أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم رب أعوذ بك من همزات الشياطين وأعوذ بك رب أن يحضرون وليقرأ قل أعوذ برب الناس وسورة الحمد لله وليقل عند فراغه من القراءة صدق الله تعالى وبلغ رسول الله صلى الله عليه و سلم اللهم انفعنا به وبارك لنا فيه الحمد لله رب العالمين وأستغفر الله الحي القيوم . 

📙إحياء علوم الدين - (ج 1 / ص 278)

 

Kalau ada pendapat yang tidak membid'ahkan bacaan Shadaqallahul Adzhim di luar shalat, maka bagaimana hukumnya bila lafadz itu diucapkan di dalam shalat?

Dalam kitab Al-Fiqhu 'ala Madzahibil Arba'ah, terbitan Kementrian Mesir, telah disebutkan pendapat para ulama mazhab.

1. Al-Hanafiyah

Mazhab ini mengatakan apabila seorang shalat dan mengucapkan tasbih seperti shadaqallahul 'adzhim setelah selesai dari membaca Quran, maka shalatnya tidak batal.

Namun mereka mensyaratkan bahwa hal itu dilakukan dengan niat bahwa tujuannya sekedar memuji, dzikir atau tilawah.

2. Mazhab Asy-Syafi'iyah

Mazhab ini sama dengan mazhab Al-Hanafiyah, bahwa siapa pun orang yang shalat lalu mengucapkan lafadz shadaqallahul 'adzhim, tidak batal shalatnya. Bahkan tanpa mensyaratkan apa pun.

Refrensi:

وجاء فى فقه المذاهب الأربعة ، نشر أوقاف مصر، أن الحنفية قالوا : لو تكلَّم المصلى بتسبيح مثل . صدق اللّه العظيم عند فراغ القارئ من القراءة لا تبطل صلاته إذا قصد مجرد الثناء والذكر أو التلاوة ، وأن الشافعية قالوا : لا تبطل مطلقا بهذا القول


                  حاشية الرملي الكبير ج: ١ ص ١٧٩📙

الشَّرْطُ السَّادِسُ تَرْكُ الْكَلَامِ]

(قَوْلُهُ: فَإِنْ نَطَقَ فِيهَا بِحَرْفَيْنِ إلَخْ) لَوْ قَصَدَ أَنْ يَأْتِيَ فِي صَلَاتِهِ بِكَلَامٍ مُبْطِلٍ لَهَا ثُمَّ نَطَقَ مِنْهُ بِحَرْفٍ وَلَوْ غَيْرَ مُفْهِمٍ بَطَلَتْ وَسُئِلَ ابْنُ الْعِرَاقِيِّ عَنْ مُصَلٍّ قَالَ بَعْدَ قِرَاءَةِ إمَامِهِ صَدَقَ اللَّهُ الْعَظِيمُ هَلْ يَجُوزُ لَهُ ذَلِكَ وَلَا تَبْطُلُ صَلَاتُهُ فَأَجَابَ بِأَنَّ ذَلِكَ جَائِزٌ وَلَا تَبْطُلُ بِهِ الصَّلَاةُ؛ لِأَنَّهُ ذِكْرٌ لَيْسَ فِيهِ خِطَابُ آدَمِيٍّ.

Ibnu iroqi di tanya tentang makmum membaca sadaqollahu adhim, Setelah imamnya membaca surat 

Beliau menjawab Boleh dan tidak membatalkan sholat karna kalimat itu termasuk dzikir bukan khitob pada anak adam.

Kesimpulan:

Kalau kita melihat dari pendapat-pendapat yang ada di atas, jelas sekali bahwa ada kalangan yang membid'ahkan dan ada juga yang tidak membid'ahkan. Bahkan termasuk para ulama mazhab sekalipun, mereka tidak mengatakan bahwa shalat seseorang menjadi batal lantaran di dalam shalat membaca lafadz semacam itu.

Maka setidaknya kita jadi tahu, bahwa memang masalah ini masalah khilafiyah umat. Tidak ada nash yang secara tegas melarangnya tapi juga tidak ada nash yang secara khusus memerintahkannya. Maka tidak tepat rasanya bila kita menjadi saling bermusuhan untuk urusan yang tidak ada nash yang tegas dan khusus.

Barangkali akan jauh lebih bermanfaat bila kita saling bertoleransi dengan sesama muslim, ketimbang kita harus menyakiti dan saling menjelekkan dengan saudara kita sendiri.

Wallahu a'lam bishshawab, 

Penanggung jawab: @ummi/ امي دندازهيرة
Perumus dan mujawwib:   @Ust khosiyanto spdi @ust Aby Abd Hady @Ustadz M . Hasyiem Ritonga spd  @Ustad عاشق العلماء,  @ustd Ishadi dan Tim Admin yg lainnya.




Komentar

  1. Alhamdulillah,, nambah lagi ilmu ulmi,, Jazakallahu kheir de ustadzah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Menolak Perjodohan Dari Orang Tua

Hukum Baju Yang Transparan Bagi Perempuan

HUKUM SHOLAT LIHURMATIL WAKTI/لفاقد الطهورين