HUKUM NIKAH TAMPA WALI

DISKRIPSI MASALAH :
 Assalamu'alaikum
Bagaimana caranya bila seorang wanita yang mau menikah, padahal ayahnya hilang, pergi jauh, atau tidak merestui pernikahan?
Dalam struktur deskripsi persoalan, kami menggaris bawahi point persoalan dan di klasifikasikan menjadi tiga bagian:

PERTANYAANYA
1. Bagaimana jika wanita hendak menikah sedangkan ayahnya tidak ada : samar : tidak diketahui keberadaannya ?

JAWABAN:
Tentang syarat-syarat nikah seperti dua saksi, mas kawin dll, mufakat di antara imam yang empat, kecuali WALI bukan merupakan syarat nikah menurut Imam Abu Hanifah. Namun menurut kalangan Syafi'iyyah dan Malikiyyah pernikahan tanpa seorang wali tidaklah sah.

📙 Muktashor Alqudwariy :
مختصر القدوري :  الحنفية
ولا يعقد نكاح المسلمين إلا بحضور شاهدين حرين بالغين عاقلين مسلمين أو رجل وامرأتين
وينعقد نكاح المرأة الحرة البالغة العاقلة برضاها وإن لم يعقد عليها ولي عند أبي حنيفة بكر كانت أو ثيبا وقال أبو يوسف ومحمد: لا ينعقد إلا بولي

Maksud ibaroh di atas, menurut imam Abu Hanifah boleh menikahi perempuan merdeka (bukan budak) yang sudah baligh dan berakal dengan ridlonya si perempuan tersebut, meski tidak diakad oleh walinya, baik perempuan yang masih perawan atau yang sudah janda. Dengan syarat ada dua saksi. Tapi ingat, mungkin masih banyak syarat-syarat yang lainnya, tidak boleh langsung mengikuti pendapat ini sebelum mengetahui semua syarat-syaratnya.

📙Fathul Qadir Ibnu al-Hamam al-Hanafi 
بَابُ الْأَوْلِيَاءِ وَالْأَكْفَاءِ ( وَيَنْعَقِدُ نِكَاحُ الْحُرَّةِ الْعَاقِلَةِ الْبَالِغَةِ بِرِضَاهَا ) وَإِنْ لَمْ يَعْقِدْ عَلَيْهَا وَلِيٌّ بِكْرًا كَانَتْ أَوْ ثَيِّبًا ( عِنْدَ أَبِي حَنِيفَةَ وَأَبِي يُوسُفَ ) رَحِمَهُمَا اللَّهُ ( فِي ظَاهِرِ الرِّوَايَةِ . وَعَنْ أَبِي يُوسُفَ ) رَحِمَهُ اللَّهُ ( أَنَّهُ لَا يَنْعَقِدُ إلَّا بِوَلِيٍّ .
وَعِنْدَ مُحَمَّدٍ يَنْعَقِدُ وُقُوفًا ) وَقَالَ مَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ رَحِمَهُمَا اللَّهُ لَا يَنْعَقِدُ النِّكَاحُ بِعِبَارَةِ النِّسَاءِ أَصْلًا لِأَنَّ النِّكَاحَ يُرَادُ لِمَقَاصِدِهِ وَالتَّفْوِيضُ إلَيْهِنَّ مُخِلٌّ بِهَا ، إلَّا أَنَّ مُحَمَّدًا رَحِمَهُ اللَّهُ يَقُولُ : يَرْتَفِعُ الْخَلَلُ بِإِجَازَةِ الْوَلِيِّ .
Fokus :
وَيَنْعَقِدُ نِكَاحُ الْحُرَّةِ الْعَاقِلَةِ الْبَالِغَةِ بِرِضَاهَا ) وَإِنْ لَمْ يَعْقِدْ عَلَيْهَا وَلِيٌّ بِكْرًا كَانَتْ أَوْ ثَيِّبًا ( عِنْدَ أَبِي حَنِيفَةَ وَأَبِي يُوسُفَ

Dalil yang digunakan oleh Ulama Madzhab Hanafi tentang kebolehan wanita boleh mengawinkan dirinya ataupun wanita lain adalah :

1. Al-Qur'an :
فَلَا تَعْضُلُوهُنَّ أَنْ يَنْكِحْنَ أَزْوَاجَهُنَّ إِذَا تَرَاضَوْا بَيْنَهُمْ بِالْمَعْرُوفِ
Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf.

2. Al-Hadits :
📙Al-Muwatho' Imam Malik :
528 - أخبرنا مالك أخبرنا عبد الرحمن بن القاسم عن أبيه عن عبد الرحمن ( 1 ) ومجمع ابني يزيد بن جارية الأنصاري عن خنساء ابنة خذام : أن ( 2 ) أباها زوجها ( 3 ) وهي ( 4 ) ثيب فكرهت ذلك ( 5 ) فجاءت رسول الله صلى فرد ( 6 ) نكاحه

- Muttafaqun Alaih :
الأيم أحق بنفسها من وليها والبكر تستأذن في نفسها وإذنها صماتها

- HR Ahmad, Nasa'i dll :

إذا كان للمرأة أب أو جد فغاب الاب وحضر الجد ودعت المرأة إلى تزويجها نظرت، فان كان الاب مفقودا بأن انقطع خبره ولا يعلم أنه حى أو ميت فان الولاية لا تنتقل إلى الجد، وانما يزوجها السلطان، لان ولاية الاب باقية عليها، بدليل أنه لو زوجها في مكانه لصح، وانما تعذر بغيبته فناب الحاكم عنه 

Artinya: “Apabila seorang perempuan memiliki ayah dan kakek, lalu sang ayah pergi dan yang ada adalah kakeknya, kemudian perempuan itu meminta sang kakek untuk mengawinkannya maka dilihat; apabila sang ayah tidak diketahui keberadaannya (mafqûd) di mana kabar tentangnya terputus dan juga tidak diketahui hidup dan matinya, maka perwalian tidak pindah kepada sang kakek. Yang bisa mengawinkannya adalah penguasa, karena perwalian s Jika ayah masih tetap atas diri perempuan itu. Dengan alasan bila sang ayah mengawinkan perempuan itu di tempatnya maka sah akad nikahnya, hanya saja ketidak adaannya menjadikan ia tak bisa mengawinkan maka hakim bertindak menggantikannya.” 

Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Al-Majmu Syarhul Muhadzdzab, [Jedah: Maktabah Al-Irsyad, tt.], Juz XXVII, hal. 259) 

Dari penjelasan Imam Nawawi di atas bisa dipahami bahwa seorang wali yang tidak diketahui keberadaannya dan juga tidak diketahui masih hidup atau tidak ia masih berhak menjadi wali nikah bagi seorang perempuan di bawah perwaliannya yang hendak menikah. 

Ketidak beradaannya pada saat ijab kabul tidak menjadikan hak perwaliannya berpindah ke orang lain yang juga bisa menjadi wali pada urutan berikutnya. Karenanya ketika sang wali tak dapat mengawinkan karena ketidak beradaannya itu maka perkawinan tetap dapat berlangsung dengan penguasa sebagai walinya atau yang biasa disebut dengan wali hakim. Hal ini apabila sang wali tidak diketahui keberadaannya. 

2. Bagaimana jika wanita hendak menikah sedangkan ayahnya dalam keadaan bepergian ketempat jauh?

Refrensi:
Keberadaan wali jauh atau hilang kabar maka wali pindah ke wali hakim 

                              ﺑﻐﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ ﺹ ٤٣٢📙
ﻣﺴﺄﻟﺔ : ﻱ ‏) : ﻳﺼﺢ ﺗﺰﻭﻳﺞ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻣﻦ ﻏﺎﺏ ﻭﻟﻴﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻋﻨﻪ ﻫﻞ ﻫﻮ ﺑﻤﺴﺎﻓﺔ ﺍﻟﻘﺼﺮ ﺃﻡ ﻻ ؟ ﻓﻠﻮ ﺷﻚ ﻭﺗﻌﺬﺭ ﺍﻹﺫﻥ ﻟﻌﺪﻡ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﻤﺤﻠﻪ ﺻﺢ ﺃﻳﻀﺎً ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺒﻦ ﻗﺮﻳﺒﺎً


                           ﺑﻐﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ ﺹ ٢٠٣📙
ﻣﺴﺄﻟﺔ : ﻱ ‏) : ﻏﺎﺏ ﻭﻟﻴﻬﺎ ﻣﺴﺎﻓﺔ ﺍﻟﻘﺼﺮ ﺍﻧﺘﻘﻠﺖ ﺍﻟﻮﻻﻳﺔ ﻟﻠﺤﺎﻛﻢ ﻻ ﻟﻸﺑﻌﺪ ﻓﻲ ﺍﻷﺻﺢ ، ﺛﻢ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺍﺳﺘﺌﺬﺍﻧﻪ ﺃﻭ ﺍﻹﺫﻥ ﻟﻪ ﺧﺮﻭﺟﺎً ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺨﻼﻑ ﺍﻟﻘﺎﺋﻞ ﺑﻪ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻟﺜﻼﺛﺔ .... ﺇﻟﺦ

ﻣﻐﻨﻲ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﻣﻌﺎﻧﻲ ﺃﻟﻔﺎﻅ ﺍﻟﻤﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﺠﺰﺀ ٣ ﺹ ١٥٩
ﻭﻟﻮ ﻏﺎﺏ ‏) ﺍﻟﻮﻟﻲ ‏( ﺍﻷﻗﺮﺏ ‏) ﻧﺴﺒﺎً ﺃﻭ ﻭﻻﺀً ‏( ﺇﻟﻰ ﻣﺮﺣﻠﺘﻴﻦ ‏) ﻭﻻ ﻭﻛﻴﻞ ﻟـﻪ ﺣﺎﺿﺮ ﺑﺎﻟﺒﻠﺪ، ﺃﻭ ﺩﻭﻥ ﻣﺴﺎﻓﺔ ﺍﻟﻘﺼﺮ، ‏( ﺯﻭﺝ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ‏) ﺃﻱ ﺳﻠﻄﺎﻥ ﺑﻠﺪﻫﺎ ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻻ ﺳﻠﻄﺎﻥ ﻏﻴﺮ ﺑﻠﺪﻫﺎ ﻭﻻ ﺍﻷﺑﻌﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺻﺢ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﻐﺎﺋﺐ ﻭﻟﻲ ﻭﺍﻟﺘﺰﻭﻳﺞ ﺣﻖ ﻟـﻪ، ﻓﺈﺫﺍ ﺗﻌﺬﺭ ﺍﺳﺘﻴﻔﺎﺅﻩ ﻣﻨﻪ ﻧﺎﺏ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ، ﻭﻗﻴﻞ : ﻳﺰﻭﺝ ﺍﻷﺑﻌﺪ ﻛﺎﻟﺠﻨﻮﻥ . ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ : ﻭﺍﻷﻭﻟﻰ ﻟﻠﻘﺎﺿﻲ ﺃﻥ ﻳﺄﺫﻥ ﻟﻸﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﻳﺰﻭﺝ ﺃﻭ ﻳﺴﺘﺄﺫﻧﻪ ﻓﻴﺰﻭﺝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻟﻠﺨﺮﻭﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻼﻑ

ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻤﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﺠﺰﺀ ﺍﻟﺴﺎﺩﺱ ﺹ ٢٤٢
ﻭﻟﻮ ‏) ‏( ﻏﺎﺏ ‏) ﺍﻟﻮﻟﻲ ‏( ﺍﻷﻗﺮﺏ ‏) ﻧﺴﺒﺎ ، ﺃﻭ ﻭﻻﺀ ‏( ﺇﻟﻰ ﻣﺮﺣﻠﺘﻴﻦ ‏) ، ﺃﻭ ﺃﻛﺜﺮ ﻭﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻤﻮﺗﻪ ﻭﻟﻴﺲ ﻟﻪ ﻭﻛﻴﻞ ﺣﺎﺿﺮ ﻓﻲ ﺗﺰﻭﻳﺞ ﻣﻮﻟﻴﺘﻪ ‏( ﺯﻭﺝ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ‏) ﻻ ﺍﻷﺑﻌﺪ ﻭﺇﻥ ﻃﺎﻟﺖ ﻏﻴﺒﺘﻪ ﻭﺟﻬﻞ ﻣﺤﻠﻪ ﻭﺣﻴﺎﺗﻪ ﻟﺒﻘﺎﺀ ﺃﻫﻠﻴﺔ ﺍﻟﻐﺎﺋﺐ ﻭﺃﺻﻞ ﺑﻘﺎﺋﻪ ﻭﺍﻷﻭﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﺄﺫﻥ ﻟﻸﺑﻌﺪ

                                              الموسوعة📙
ﻭﻗﺎﻟﺖ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻟﻮ ﻏﺎﺏ ﺍﻟﻮﻟﻲ ﺍﻷﻗﺮﺏ ﻧﺴﺒﺎ ﺃﻭ ﻭﻻﺀ ﺇﻟﻰ ﻣﺮﺣﻠﺘﻴﻦ ﻭﻻ ﻭﻛﻴﻞ ﻟﻪ ﺑﺎﻟﺒﻠﺪ ﺃﻭ ﺩﻭﻥ ﻣﺴﺎﻓﺔ ﺍﻟﻘﺼﺮ ﺯﻭﺝ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺳﻠﻄﺎﻥ ﺑﻠﺪﻫﺎ ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ، ﻻ ﺳﻠﻄﺎﻥ ﻏﻴﺮ ﺑﻠﺪﻫﺎ ﻭﻻ ﺍﻟﻮﻟﻲ ﺍﻷﺑﻌﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺻﺢ، ﻷﻥ ﺍﻟﻐﺎﺋﺐ ﻭﻟﻲ ﻭﺍﻟﺘﺰﻭﻳﺞ ﺣﻖ ﻟﻪ ﻓﺈﺫﺍ ﺗﻌﺬﺭ ﺍﺳﺘﻴﻔﺎﺅﻩ ﻧﺎﺏ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ، ﻭﻗﻴﻞ ﻳﺰﻭﺝ ﺍﻷﺑﻌﺪ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ ﻭﺍﻷﻭﻟﻰ ﻟﻠﻘﺎﺿﻲ ﺃﻥ ﻳﺄﺫﻥ ﻟﻸﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﻳﺰﻭﺝ ﺃﻭ ﻳﺴﺘﺄﺫﻧﻪ ﻓﻴﺰﻭﺝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻟﻠﺨﺮﻭﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻼﻑ

                                       ﺃﺳﻨﻰ ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ📙
‏( ﻓﺼﻞ ﻭﺇﻥ ﻏﺎﺏ ﺍﻟﻮﻟﻲ ﻣﺴﺎﻓﺔ ﺍﻟﻘﺼﺮ ﺇﻟﺦ ‏) ‏( ﻗﻮﻟﻪ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻗﺎﺿﻲ ﺑﻠﺪﻫﺎ ‏) ﺃﻱ ﻧﻴﺎﺑﺔ ﻋﻨﻪ ﻓﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﻭﻛﻴﻞ ﻓﻲ ﺗﺰﻭﻳﺠﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﺣﺎﺿﺮ ﻟﻢ ﻳﺰﻭﺟﻬﺎ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ‏( ﻗﻮﻟﻪ ﻻ ﺍﻷﺑﻌﺪ ‏) ﻟﺒﻘﺎﺀ ﺍﻷﻗﺮﺏ ﻋﻠﻰ ﻭﻻﻳﺘﻪ ﻭﺍﻟﺘﺰﻭﻳﺞ ﺣﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﺈﺫﺍ ﺗﻌﺬﺭ ﻣﻨﻪ ﻧﺎﺏ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ


ﺑﻐﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ ﻓﻲ ﺗﻠﺨﻴﺺ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ

ﻳﺼﺢ ﺗﺰﻭﻳﺞ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻣﻦ ﻏﺎﺏ ﻭﻟﻴﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻋﻨﻪ ﻫﻞ ﻫﻮ ﺑﻤﺴﺎﻓﺔ ﺍﻟﻘﺼﺮ ﺃﻡ ﻻ ؟ ﻓﻠﻮ ﺷﻚ ﻭﺗﻌﺬﺭ ﺍﻹﺫﻥ ﻟﻌﺪﻡ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﻤﺤﻠﻪ ﺻﺢ ﺃﻳﻀﺎً ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺒﻦ ﻗﺮﻳﺒﺎً


ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ - ﺯﻛﺮﻳﺎ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭﻱ - ﺝ ٢ - ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ ٦٢📙
ﺇﺫﺍ ﻏﺎﺏ ‏) ﺍﻟﻮﻟﻲ ‏( ﺍﻷﻗﺮﺏ ‏) ﻧﺴﺒﺎ ﺃﻭ ﻭﻻﺀ ‏( ﻣﺮﺣﻠﺘﻴﻦ ﺃﻭ ﺃﺣﺮﻡ ﺃﻭ ﻋﻀﻞ ‏) ﺃﻱ ﻣﻨﻊ ﺩﻭﻥ ﺛﻼﺙ ﻣﺮﺍﺕ، ‏( ﻣﻜﻠﻔﺔ ﺩﻋﺖ ﺇﻟﻰ ﻛﻒ ﺀ ﻭﻟﻮ ﺑﺪﻭﻥ ﻣﻬﺮ ﻣﺜﻞ ﻣﻦ ﺗﺰﻭﻳﺠﻬﺎ ﺑﻪ ﻧﻴﺎﺑﺔ ﻋﻨﻪ ﻟﺒﻘﺎﺋﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻮﻻﻳﺔ، ﻭﻻﻥ ﺍﻟﺘﺰﻭﻳﺞ ﻓﻲ ﺍﻷﺧﻴﺮﺓ ﺣﻖ ﻋﻠﻴﻪ . ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻣﺘﻨﻊ ﻣﻨﻪ ﻭﻓﺎﻩ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﺩﻋﺖ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﻛﻒ ﺀ، ﻻﻥ ﻟﻪ ﺣﻘﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻔﺎﺀﺓ، ﻭﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺩﻋﺘﻪ ﺇﻟﻰ ﻣﺠﺒﻮﺏ ﺃﻭ ﻋﻨﻴﻦ، ﻓﺎﻣﺘﻨﻊ ﺍﻟﻮﻟﻲ ﻛﺎﻥ ﻋﺎﺿﻼ، ﻭﻫﻮ ﻛﺬﻟﻚ ﺇﺫ ﻻ ﺣﻖ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻤﺘﻊ، ﻭﻛﺬﺍ ﻟﻮ ﺩﻋﺘﻪ ﺇﻟﻰ ﻛﻒ ﺀ، ﻓﻘﺎﻝ ﻻ ﺃﺯﻭﺟﻚ ﺇﻻ ﻣﻤﻦ ﻫﻮ ﺃﻛﻔﺄ ﻣﻨﻪ ﻭﻻ ﺑﺪ ﻣﻦ ﺛﺒﻮﺕ ﺍﻟﻌﻀﻞ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻟﻴﺰﻭﺝ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﺤﻘﻮﻕ، ﻭﻣﻦ ﺧﻄﺒﺔ ﺍﻟﻜﻒﺀ ﻟﻬﺎ ﻭﻣﻦ ﺗﻌﻴﻴﻨﻬﺎ ﻟﻪ، ﻭﻟﻮ ﺑﺎﻟﻨﻮﻉ ﺑﺄﻥ ﺧﻄﺒﻬﺎ ﺃﻛﻔﺎﺀ ﻭﺩﻋﺖ ﺇﻟﻰ ﺃﺣﺪﻫﻢ، ﻭﺧﺮﺝ ﺑﺎﻟﻤﺮﺣﻠﺘﻴﻦ ﻣﻦ ﻏﺎﺏ ﺩﻭﻧﻬﻤﺎ، ﻓﻼ ﻳﺰﻭﺝ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺇﻻ ﺑﺈﺫﻧﻪ ﻧﻌﻢ ﺇﻥ ﺗﻌﺬﺭ ﺍﻟﻮﺻﻮﻝ ﺇﻟﻴﻪ ﻟﺨﻮﻑ . ﺟﺎﺯ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﺰﻭﺝ ﺑﻐﻴﺮ ﺇﺫﻧﻪ . ﻗﺎﻟﻪ ﺍﻟﺮﻭﻳﺎﻧﻲ ﺃﻣﺎ ﻟﻮ ﻋﻀﻞ ﺛﻼﺙ ﻣﺮﺍﺕ ﻓﺄﻛﺜﺮ ﻓﻘﺪ ﻓﺴﻖ ﻓﻴﺰﻭﺝ ﺍﻻﺑﻌﺪ ﻻ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻤﺎ ﺳﻴﺄﺗﻲ، ‏( ﻭﻟﻮ ﻋﻴﻨﺖ ﻛﻔﺆﺍ ﻓﻠﻠﻤﺠﺒﺮ ﺗﻌﻴﻴﻦ ‏) ﻛﻒ ﺀ ‏( ﺁﺧﺮ ‏) ﻷﻧﻪ ﺃﻛﻤﻞ ﻧﻈﺮﺍ ﻣﻨﻬﺎ . ﺃﻣﺎ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﺠﺒﺮ ﻭﻟﻮ ﺃﺑﺎ ﺃﻭ ﺟﺪﺍ ﺑﺄﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺛﻴﺒﺎ ﻓﻠﻴﺲ ﻟﻪ ﺗﺰﻭﻳﺠﻬﺎ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻣﻦ ﻋﻴﻨﺘﻪ، ﻓﺘﻌﺒﻴﺮﻱ ﺑﺎﻟﻤﺠﺒﺮ ﺃﻭﻟﻰ ﻣﻦ ﺗﻌﺒﻴﺮﻩ ﺑﺎﻷ

 وان غاب غيبة غير منقطعة بأن يعلم أنه حى نظرت فان كان على مسافة تقصر فيها الصلاة جاز للسلطان تزويجها، لان في استئذانه مشقة فصار كالمفقود. وان كان على مسافة لا تقصر فيها الصلاة، فاختلف أصحابنا فيه، فمنهم من قال يجوز للحاكم تزويجها، وهو المذهب، لان في استئذانه الحاق مشقة، فهو كما لو كان على مسافة القصر 

Artinya: “Apabila sang ayah pergi dan tidak terputus kabar keberadaannya di mana diketahui ia masih hidup maka dilihat; apabila ia berada pada jarak diperbolehkannya mengqashar shalat maka diperbolehkan bagi penguasa untuk mengawinkan perempuan itu (tanpa perlu meminta izinnya). Karena memberatkan untuk meminta izinnya maka sang ayah dianggap seperti mafqud. Namun bila sang wali berada pada jarak yang tidak memperbolehkan mengqashar shalat maka para sahabat kami berbeda pendapat. Di antara mereka ada yang berpendapat hakim boleh mengawinkannya, ini pendapat madzhab. Karena untuk meminta izinnya akan menemui kesulitan. Hal ini berlaku sebagaimana bila sang ayah berada pada jarak diperbolehkannya mengqashar shalat.” (Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu Syarhul Muhadzdzab, [Jedah: Maktabah Al-Irsyad, tt.], Juz XXVII, hal. 2

Ibarot 2 :

   ولو غاب الولي الأقرب  نسبا ، أو ولاء إلى  مرحلتين  ، أو أكثر ولم يحكم بموته وليس له وكيل حاضر في تزويج موليته زوج السلطان  لا الأبعد وإن طالت غيبته وجهل محله وحياته لبقاء أهلية الغائب وأصل بقائه والأولى أن يأذن للأبعد ، أو يستأذنه خروجا من الخلاف

 Artinya:
 Apabila wali nasab terdekat bepergian dalam jarak dua marhalah (qashar) atau lebih jauh dan tidak ada/ tidak jelas  status kematiannya serta tidak ada wakilnya yang hadir dalam menikahkan perempuan di bawah perwaliannya maka Sultan (Wali Hakim) dapat menikahkan perempuan itu. Bukan wali jauh walaupun kepergiannya lama dan tidak diketahui tempat dan hidupnya. Hal itu karena tetapnya status kewalian wali yang sedang pergi. Namun yang lebih utama meminta ijin pada wali jauh untuk keluar dari khilaf ulama.


 3. Bagaimana jika wanita hendak menikah sedangkan ayahnya tidak merestui pernikahan?

jika wali tidak merestui atau adhol dalam istilah fikih atau wali musafir lebih dua marhalah atau wali sedang ihram maka walinya pindah ke hakim.

di katakan adhol/ tdk merestui apabila sdh d tetapkan oleh hakim, dan hakim sudah meminta tiga kali tuk menikahkan anakx namun ortu tersebut tetap menolak 


Hasyiah As Sarqowi juz 2 / 230 Dar alfikr Beirut :

فإن عضل او سافر الى مرحلتبن او أحرم او أراد التزوج بموليته زوج السلطان نيابة عنه لبقائه على الولاية ---- الى ان قال ---- ومحل التزويج الى السلطان اذا لم يتكرر فإن تكرر ثلاثا صار كبيرة يفسق بها العاضل فيزوج الأبعد تفريعا على ان الفاسق لايلي قاله السيخان

Dalam persoalan ini memerlukan penelitian lebih detail alasan kuat yang menjadikan seorang ayah tidak merestui pernikahan putrinya tersebut, apakah adanya alasan yang tidak senonoh secara syar'i atau hanya karena tidak sejalan dengan keinginan si ayahnya saja.

 Allah berfirman:

فلا تعضلوهن أن ينكحن أزواجهن إذا تراضوا بينهم 
بالمعروف

Artinya: "... maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf."(QS. Al-Baqarah 2:233).

Rasulullah SAW bersabda:

أيما امرأة نكحت بغير إذن مواليها فنكاحها باطل " ثلاث مرات " ثم قال:" فإن تشاجروا فالسلطان ولي 
من لا ولي له

Artinya: Pereumpuan yang menikah tanpa ijin walinya maka nikahnya batal (Nabi mengucapkannya 3x). Kemudian berkata: Apabila para wali tidak mau, maka sultan (wali hakim - red) dapat menjadi wali dari wanita yang tidak memiliki wali (Hadits sahih riwayat Abu Daud dan Tirmidzi).

Wallahu A'lamu bisshowab.

Penanggung jawab: @ummi/ امي دندازهيرة
Perumus dan mujawwib:   @Ust khosiyanto spdi @ust Aby Abd Hady @Ustadz M . Hasyiem Ritonga spd  @Ustad عاشق العلماء,  @ustd Ishadi dan Tim Admin yg lainnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Menolak Perjodohan Dari Orang Tua

Hukum Baju Yang Transparan Bagi Perempuan

HUKUM SHOLAT LIHURMATIL WAKTI/لفاقد الطهورين